Sabtu, 22 Oktober 2016

Oktober 22, 2016
 Benarkah seseorang suami atau istri mengalami puber kedua,ketiga dan seterusnya?

Puber kedua dan seterusnya ini dapat menjangkiti laki-laki dan perempuan yang sudah berkeluarga dengan usia 35,40 45,50 dan biasanya kelipatan lima. Sebenarnya ini belum ada penelitiannya secara resmi. Tapi biasanya menurut pengalaman pada usia-usia seperti itu ada rasa ketertarikan kepada wanita atau laki-laki lain (WIL/PIL).



Dalam usia-usia rawan itu pasangan suami istri harus mewaspadai dan menyikapi puber kedua nini untuk lebih intens saling memperhatikan dan saling berkomunikasi dengan baik. Awasi dan tanyakan kingan dan kesukaan serta kelainan yang sedang masing-masing perhatikan dari pasangan. jangan sampai lalai dan abai karena inilah ambang kerawanan biduk rumah tangga dapat hanyut terbawa arus puber kedua.

 Dalam menghadapi badai puber kedua salah satu pihak atau lebih baik kedua belah pihak (suami dan istri) harus menyadari bahwa mereka sedang berada pada masa-masa kritis itu. Sehingga pasangan lebih bisa mengendalikan dan mengarahkan ke hal-hal positif dan menambah erat cinta dalam rumah tangg

a. Untuk mengatasi badai puber kedua ini suami dan istri harus mengarahkan dengan menyukai pasangan sendiri lebih besar. Hindari perbuatan yang katanya menjadi selingan tapi akhirnya menghancurkan biduk rumah tangga.

 Untuk itu selingan perlu dilakukan pada pasangan sendiri untuk mengimbangi masa-masa puber kedua ini.
Beberapa yang mungkin bisa dilakukan saat memasuki puber kedua untuk menyelamatkan perkawinan anda antara lain:

1. Melakukan perjalanan wisata hanya berdua saja (honeymoon kedua).

2. Melakukan hubungan seksual lebih intens dengan melakukan gaya-gaya favorit dan kedua belah pihak harus melakukannya dengan sukarela demi membahagiakan pasangan.

3. Mengenang kembali masa-masa pacaran dan mengulangi momen-momen itu dengan mengunjungi tempat-tempat istimewa ketika pacaran dulu.

4. Memberikan hadiah-hadiah yang istimewa untuk pasangan sebagai kejutan agar pasangan merasa lebih diperhatikan dihari-hari istimewanya misalnya dihari ulang tahunnya.

5. Suami dan istri harus sama-sama menjaga penampilan di depan pasangan masing-masing dengan melakukan perawatan kecantikan untuk istri dan juga kebugaran untuk suami.

Dan tak kalah penting dari kelima point diatas adalah saling pengertian dan saling mengkomunikasikan dengan baik apa-apa yang dialaminya dan saling menjaga kepercayaan dan kejujuran pasangan.

Dengan komunikasi yang baik dan saling memperhatikan maka masa-masa kritis puber kedua,ketiga dan seterusnya dapat dilewati dengan manis dan indah.

Tidak mudah menghadapi badai ini..namun percayalah badai pasti akan berlalu, walau kadang badai tersebut melukai seluruh tubuh kita dan membuat kita hancur berkeping keping...


Benarkah seseorang suami atau istri mengalami puber kedua,ketiga dan seterusnya? Masa-masa puber (pubertas) biasanya dilewati saat masa pancaroba seorang anak tumbuh menjadi remaja dengan perkembangan organ-organ seksualnya mulai sempurna. bagi wanita ditandai dengan menstruasi dan bagi laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan tumbuhnya bulu-bulu alat kelamin (pubis). Masa-masa ini juga ditandai dengan suara yang membesar bagi anak laki-laki dan tubuh yang mulai halus dan buah dada yang membesar bagi anak perempuan. Pada masa puber inilah mulai ada ketertarikan kepada lawan jenisnya. Fantasi dan keingintahuan tentang seks juga mulai merasuki anak-anak dengan masa puber ini. Maka pengawasan dan pendidikkan seks dari orang tua perlu diberikan kepada anak-anak mereka agar jangan salah memperoleh informasi dari teman-temannya yang bisa menjerumuskan mereka kepada pergaulan bebas. Nah, kalau puber kedua dan seterusnya ini menjangkiti laki-laki dan perempuan yang sudah berkeluarga dengan usia 35,40 45,50 dan biasanya kelipatan lima. Sebenarnya ini belum ada penelitiannya secara resmi. Tapi biasanya menurut pengalaman pada usia-usia seperti itu ada rasa ketertarikan kepada wanita atau laki-laki lain (WIL/PIL). Dalam usia-usia rawan itu pasangan suami istri harus mewaspadai dan menyikapi puber kedua nini untuk lebih intens saling memperhatikan dan saling berkomunikasi dengan baik. Awasi dan tanyakan kingan dan kesukaan serta kelainan yang sedang masing-masing perhatikan dari pasangan. jangan sampai lalai dan abai karena inilah ambang kerawanan biduk rumah tangga dapat hanyut terbawa arus puber kedua. Dalam menghadapi badai puber kedua salah satu pihak atau lebih baik kedua belah pihak (suami dan istri) harus menyadari bahwa mereka sedang berada pada masa-masa kritis itu. Sehingga pasangan lebih bisa mengendalikan dan mengarahkan ke hal-hal positif dan menambah erat cinta dalam rumah tangga. Untuk mengatasi badai puber kedua ini suami dan istri harus mengarahkan dengan menyukai pasangan sendiri lebih besar. Hindari perbuatan yang katanya menjadi selingan tapi akhirnya menghancurkan biduk rumah tangga. Untuk itu selingan perlu dilakukan pada pasangan sendiri untuk mengimbangi masa-masa puber kedua ini. Hal-hal yang mungkin bisa dilakukan saat memasuki puber kedua antara lain: 1. Melakukan perjalanan wisata hanya berdua saja (honeymoon kedua). 2. Melakukan hubungan seksual lebih intens dengan melakukan gaya-gaya pavorit dan kedua belah pihak harus melakukannya dengan sukarela demi membahagiakan pasangan. 3. Mengenang kembali masa-masa pacaran dan mengulangi momen-momen itu dengan mengunjungi tempat-tempat istimewa ketika pacaran dulu. 4. Memberikan hadiah-hadiah yang istimewa untuk pasangan sebagai kejutan agar pasangan merasa lebih diperhatikan dihari-hari istimewanya misalnya dihari ulang tahunnya. 5. Suami dan istri harus sama-sama menjaga penampilan di depan pasangan masing-masing dengan melakukan perawatan kecantikan untuk istri dan juga kebugaran untuk suami. Dan tak kalah penting dari kelima point diatas adalah saling pengertian dan saling mengkomunikasikan dengan baik apa-apa yang dialaminya dan saling menjaga kepercayaan dan kejujuran pasangan. Dengan komunikasi yang baik dan saling memperhatikan maka masa-masa kritis puber kedua,ketiga dan seterusnya dapat dilewati dengan manis dan indah.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gun4w4n/mengatasi-puber-kedua_552c3d176ea8344f2c8b457c
Benarkah seseorang suami atau istri mengalami puber kedua,ketiga dan seterusnya? Masa-masa puber (pubertas) biasanya dilewati saat masa pancaroba seorang anak tumbuh menjadi remaja dengan perkembangan organ-organ seksualnya mulai sempurna. bagi wanita ditandai dengan menstruasi dan bagi laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan tumbuhnya bulu-bulu alat kelamin (pubis). Masa-masa ini juga ditandai dengan suara yang membesar bagi anak laki-laki dan tubuh yang mulai halus dan buah dada yang membesar bagi anak perempuan. Pada masa puber inilah mulai ada ketertarikan kepada lawan jenisnya. Fantasi dan keingintahuan tentang seks juga mulai merasuki anak-anak dengan masa puber ini. Maka pengawasan dan pendidikkan seks dari orang tua perlu diberikan kepada anak-anak mereka agar jangan salah memperoleh informasi dari teman-temannya yang bisa menjerumuskan mereka kepada pergaulan bebas. Nah, kalau puber kedua dan seterusnya ini menjangkiti laki-laki dan perempuan yang sudah berkeluarga dengan usia 35,40 45,50 dan biasanya kelipatan lima. Sebenarnya ini belum ada penelitiannya secara resmi. Tapi biasanya menurut pengalaman pada usia-usia seperti itu ada rasa ketertarikan kepada wanita atau laki-laki lain (WIL/PIL). Dalam usia-usia rawan itu pasangan suami istri harus mewaspadai dan menyikapi puber kedua nini untuk lebih intens saling memperhatikan dan saling berkomunikasi dengan baik. Awasi dan tanyakan kingan dan kesukaan serta kelainan yang sedang masing-masing perhatikan dari pasangan. jangan sampai lalai dan abai karena inilah ambang kerawanan biduk rumah tangga dapat hanyut terbawa arus puber kedua. Dalam menghadapi badai puber kedua salah satu pihak atau lebih baik kedua belah pihak (suami dan istri) harus menyadari bahwa mereka sedang berada pada masa-masa kritis itu. Sehingga pasangan lebih bisa mengendalikan dan mengarahkan ke hal-hal positif dan menambah erat cinta dalam rumah tangga. Untuk mengatasi badai puber kedua ini suami dan istri harus mengarahkan dengan menyukai pasangan sendiri lebih besar. Hindari perbuatan yang katanya menjadi selingan tapi akhirnya menghancurkan biduk rumah tangga. Untuk itu selingan perlu dilakukan pada pasangan sendiri untuk mengimbangi masa-masa puber kedua ini. Hal-hal yang mungkin bisa dilakukan saat memasuki puber kedua antara lain: 1. Melakukan perjalanan wisata hanya berdua saja (honeymoon kedua). 2. Melakukan hubungan seksual lebih intens dengan melakukan gaya-gaya pavorit dan kedua belah pihak harus melakukannya dengan sukarela demi membahagiakan pasangan. 3. Mengenang kembali masa-masa pacaran dan mengulangi momen-momen itu dengan mengunjungi tempat-tempat istimewa ketika pacaran dulu. 4. Memberikan hadiah-hadiah yang istimewa untuk pasangan sebagai kejutan agar pasangan merasa lebih diperhatikan dihari-hari istimewanya misalnya dihari ulang tahunnya. 5. Suami dan istri harus sama-sama menjaga penampilan di depan pasangan masing-masing dengan melakukan perawatan kecantikan untuk istri dan juga kebugaran untuk suami. Dan tak kalah penting dari kelima point diatas adalah saling pengertian dan saling mengkomunikasikan dengan baik apa-apa yang dialaminya dan saling menjaga kepercayaan dan kejujuran pasangan. Dengan komunikasi yang baik dan saling memperhatikan maka masa-masa kritis puber kedua,ketiga dan seterusnya dapat dilewati dengan manis dan indah.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gun4w4n/mengatasi-puber-kedua_552c3d176ea8344f2c8b457c

0 komentar:

Posting Komentar